Imam Ahmad rahimahullah berkata,
إذَا اشْتَغَلَ بِالصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ، وَاعْتَزَلَ، وَسَكَتَ عَنْ الْكَلَامِ فِي أَهْلِ الْبِدَعِ، فَالصَّوْمُ وَالصَّلَاةُ لِنَفْسِهِ، وَإِذَا تَكَلَّمَ كَانَ لَهُ وَلِغَيْرِهِ يَتَكَلَّمُ أَفْضَلُ
“Apabila seseorang menyibukkan diri dengan berpuasa dan shalat, tidak bergaul dengan manusia, diam (tidak membicarakan) ahli bid’ah; (manfaat) puasa dan shalat hanya untuk dirinya.
Namun, apabila ia berbicara (memperingatkan manusia tentang bahaya ahli bid’ah), manfaatnya untuk dirinya dan orang lain. Jadi, berbicara (memperingatkan manusia dari ahli bid’ah) lebih utama.”
al-Adab asy-Syar’iyyah 1/207
